Pages

Senin, 23 Februari 2009

Kisah Bari, Menanti Operasi Trauma Kebakaran

Sabtu, 28 Juni 2008

Tetap Pede, Ingin Jadi Pilot atau Polisi

Image
Bari Setiawan (6) sesaat sebelum operasi koreksi cacat paska trauma di RS MM Dunda, Kamis (26/6) (Taufik Asnawi/Gorontalo Post)

Tangisan Bari, bayi yang masih berusia lima bulan memecah keheningan fajar pagi di Desa Bulota Kecamatan Telaga. Bari, terbakar akibat Lentera yang digunakan untuk menerangi kamar tidurnya. Meski, langsung mendapat pertolongan, Bari harus kehilangan tangan kanannya, sementara luka bakar serius terdapat hampir diseluruh badan bayi mungil itu. Kini setelah enam tahun berlalu, Bari sudah menjalani dua kali operasi. Bagaimana kisah siswa TK yang memiliki cita-cita tinggi, sembari menunggu jelang operasi ke tiga kalinya itu?

Taufik Asnawi, Limboto

Tidak ada raut ketakutan di mata Bari Setiawan pada detik-detik terakhir menuju ruang bedah, untuk merekonsturksi lagi bentuk sebagian wajahnya, akibat luka bakar yang dialami Bari sewaktu berusia lima bulan. Bari hanya, sering mengeluh haus karena, harus puasa sebagai salah satu prosesi wajib menuju meja operasi yang dilaksankan sekitar pukul 15.30 Wita. Kamis (26/6).

Sementara suasana ruang bedah di RS MM Dunda sendiri terbilang lengang, hanya Bari dan Eti Hamasa ibunya beserta beberapa sanak keluarga yang menemani Bari jelang Operasi koreksi cacat paska trauma luka bakar yang dialami Bari enam tahun silam.

Ditemui Gorontalo Post jelang operasi Bari masih tampak segar, meski sedikit terganggu dengan cairan infus yang menancap pasti ditangan kecilnya. Mengetahui kedatangan Gorontalo Post, Bari pun langsung duduk di pembaringan dan menyimak pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Tidak ada rasa minder yang terpancar dari perilaku Bari, meski siswa taman kanak-kanan di Desa Bulota Kecamatan Talaga Jaya ini memiliki cacat fisik dibandingkan anak seusianya. "Ingin jadi polisi atau Pilot," tegas Bari mantap, menjawab pertanyaan wartawan tentang cita-cita anak belum masuk SD ini.

Bahkan, tidak ada rasa trauma dialami Bari pada musibah yang dialami saat berusia lima bulan itu. Menurut, Eti ibunya, ini sudah ditunggu-tunggu Bari, bahkan saat diberitahukan akan menjalani operasi lagi, Bari senang-senang saja.

Eti mengatakan, Bari sehari-harinya dirawat oleh keluarganya, sementara Eti mencari nafkah untuk membiayai putra kesayanganya di pabrik pengalengan ikan di Bitung Sulawesi Utara. Eti menceritakan, musibah yang dialami putranya, tepat saat Bari masih berusia lima tahun. Menurut Eti, tidak pernah disangka-sangka lentera yang diletakan didalam ruangan dapat merubah nasib anak semata wayangnya. Menurut Eti, sejak musibah itu, Bari sudah dua kali operasi, di RSUD Alloe Saboe, maupun RSUP Kandow Manado, namun hasilnya, masih belum terlalu nampak. "Untungnya, kali ini Bari dapat dioperasi lagi, atas bantuan Pemkab Gorontalo maupun RS MM Dunda," kata Eti sambil tersenyum penuh harap.

Sementara humas RS MM Dunda. Sujono Kai mengatakan, operasi koreksi cacat paska trauma yang akan dijalani Bari, tidak dipungut biaya. "Tim operasi yang akan menangani Bari pun dari berbagai bidang, yang dipimpin dr Tomy Suharso ahli beda traumatologi," jelasnya seraya menegaskan, operasi ini akan dilakukan secara bertahap.

Menurut Sujono, pengobatan terhadap Bari, bermula ketika ketua TP PKK Kabupaten Gorontalo Rachmijati Bobihoe melihat Bari saat pelaksanaan GM di Talaga Jaya. "Ibu Rahmi kemudian mempelopori agar Bari segera diberi tindakan medis guna merawat bekas luka bakar yang dideritanya, sehingga operasi ini dapat dilaksanakan hari ini,(kemarin, Red)," tandasnya.

Sementara, tak terasa setelah tiga jam berlalu operasi pun usai, sekitar pukul 18.30 Wita Bari selesai menjalani operasi ketiganya. Selama itu, doa dan harap terus mengalir pada bocah lugu nan cerdas. Semoga Bari cepat sembuh, tetap percaya diri, bisa jadi polisi bahkan pilot pesawat antariksa. Semoga. gpinfo

0 komentar: