Pages

Senin, 23 Februari 2009

Berkah Ditengah Amukan Sungai Bone

Rabu, 23 Juli 2008
Kumpul Kayu dan Ranting Pengganti MT Yang Kian Sulit Dijangkau

Ramlah Abdulah, diusia yang kian renta, wanita itu masih sanggup memikul tumpukan kayu yang menancap pasti di punggung tuanya. Ramlah terus mengais kayu di bibir Sungai Bone. Bagi Ramlah, aliran deras sungai Bone sedikit membawa berkah. Paling tidak untuk mengepulkan dapurnya ditengah bahan bakar minyak tanah yang kian mahal.
Image
Warga memanfaatkan kayu yang hanyut di Sungai Bone untuk pengganti bahan bakar. (Taufik Asnawi/Gorontalo Post)

Taufik Asnawi
Terik mentari yang cukup terik menyapa lagit Kabila siang itu tidak menggoyahkan Ramlah mengais tumpukan kayu yang kebetulan tersangkut di bibir sungai Bone yang mulai tenang. Tidak hanya Ramlah, tidak jauh dari tempat Ramlah mengais kayu Udin dan Hoga dua orang murid SD ini pun asyik mengumpulkan ranting di kebun jagung yang telah amblas, hanyut pun akibat hantaman arus deras yang terjadi sehari sebelumnya. Dengan langkah lunglai, sembari memikul tumpukan ranting dan kayu yang diletakan dipundaknya, Ramlah menuju tumpukan kayu miliknya yang sejak kemarin yang rajin dikumpul Ramlah. “Untuk buat kayu api,” kata Rahlah diiringi senyum khasnya, menjawab pertanyaan Gorontalo Post saat sibuk menyusun tumpukan kayu yang diperolehnya untuk dikeringkan.

Uniknya, tanggul yang terdapat dipinggir sungai Bone, digunakan warga untuk menjemur kayu yang hanyut di sungai Bone. Tumpukan kayu tersebut disusun dalam beberapa bagian. Sekaligus menandakan setiap tumpukan merupakan milik warga. Seperti halnya tumpukan kayu milik warga yang sudah menggunung. Ramlah mengaku ekspedisi mencari Kayu bakar sudah dilakukan sejak sungai Bone mulai meluap. “Kemarin lebih banyak kayu yang hanyut,” katanya polos.

Ditanya apakah kayu yang dikumpulkan di sungai Bone akan dijual kembali, ditampik Ramlah. Kayu yang dikupulkan, untuk digunakan keluarganya. “Bahan bakar kayu saat ini menjadi bahan bakar utama, setelah naiknya harga minyak tanah,” katanya sembari berjalan mengais kembali ranting maupun kayu dibantaran sungai Bone yang kembali jinak setelah sehari sebelumnya murka dan menghayutkan apa saja yang dilewatinya.

Ramlah, kembali berjalan menyusuri bibir sungai, berharap mendapatkan seonggok kayu dan ranting. Paling tidak untuk terus mengepulkan dapur lewat asap kayu bakar yang menjadi alternatif ditengah tingginya harga minyak tanah yang kian sulit dijangkau. gpinfo

Antara Tanam Pohon dan Pasukan Hijau Idol

Jumat, 20 Juni 2008
Dari Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tingkat Kabupaten Gorontalo

Peringati hari lingkungan hidup sedunia, tidaklah sebatas penghargaan bagi lingkungan lewat tanam pohon, namun BLH Kabupaten Gorontalo mengapresiasi para penjaga kebersihan lewat bantuan maupun kontes menyanyi untuk terus menumbuhkan semangat 'pasukan hijau' menjaga kebersihan Kabupaten Gorontalo dengan atau tanpa kehadiran Adipura.

Taufik Asnawi

Peringatan hari lingkungan hidup sedunia ke 38 tingkat Kabupaten Gorontalo kali ini beda dari pelaksanaan biasanya. BLH kabupaten Gorontalo tetap mengagendakan pelestarian lingkungan lewat menam pohon dibeberapa lokasi. Namun, kali ini peran serta pasukan hijau, sebagai 'Pahlawan' kebersihan kota mendapat apresiasi tinggi.
Buktinya, saat pelaksanaan Gebyar Peduli lingkungan yang digelar di Rumah Adat Limboto Kamis, (19/6) peran pasukan hijau cukup terasa. Setelah tampil memukau dengan tarian Polopalo, pasukan hijau ini pun

langsung diadu lewat kontes menyanyi sebagai penambah semangat lewat aktifitas yang jauh dari rutinitasnya sehari-hari. Tingkah para pahlawan kebersihan ini pun sukses, seluruh pejabat teras dan tamu undangan dilingkungan Setda Kabupaten Gorontalo cukup terhibur dengan penampilah pasukan hijau.

Sederhana memang, namun setidaknya apresiasi yang di berikan BLH Kabupaten Gorontalo, sejenak dapat melepaskan penatnya matahari pagi, sampah, debu jalananan, tingginya harga sembako, aroma sampah yang menusuk sanubari maupun lepasnya 'Adipura' yang menjadi lambang supremasi ke eksitensiannya pasukan hijau. ###

Kisah Bari, Menanti Operasi Trauma Kebakaran

Sabtu, 28 Juni 2008

Tetap Pede, Ingin Jadi Pilot atau Polisi

Image
Bari Setiawan (6) sesaat sebelum operasi koreksi cacat paska trauma di RS MM Dunda, Kamis (26/6) (Taufik Asnawi/Gorontalo Post)

Tangisan Bari, bayi yang masih berusia lima bulan memecah keheningan fajar pagi di Desa Bulota Kecamatan Telaga. Bari, terbakar akibat Lentera yang digunakan untuk menerangi kamar tidurnya. Meski, langsung mendapat pertolongan, Bari harus kehilangan tangan kanannya, sementara luka bakar serius terdapat hampir diseluruh badan bayi mungil itu. Kini setelah enam tahun berlalu, Bari sudah menjalani dua kali operasi. Bagaimana kisah siswa TK yang memiliki cita-cita tinggi, sembari menunggu jelang operasi ke tiga kalinya itu?

Taufik Asnawi, Limboto

Tidak ada raut ketakutan di mata Bari Setiawan pada detik-detik terakhir menuju ruang bedah, untuk merekonsturksi lagi bentuk sebagian wajahnya, akibat luka bakar yang dialami Bari sewaktu berusia lima bulan. Bari hanya, sering mengeluh haus karena, harus puasa sebagai salah satu prosesi wajib menuju meja operasi yang dilaksankan sekitar pukul 15.30 Wita. Kamis (26/6).

Sementara suasana ruang bedah di RS MM Dunda sendiri terbilang lengang, hanya Bari dan Eti Hamasa ibunya beserta beberapa sanak keluarga yang menemani Bari jelang Operasi koreksi cacat paska trauma luka bakar yang dialami Bari enam tahun silam.

Ditemui Gorontalo Post jelang operasi Bari masih tampak segar, meski sedikit terganggu dengan cairan infus yang menancap pasti ditangan kecilnya. Mengetahui kedatangan Gorontalo Post, Bari pun langsung duduk di pembaringan dan menyimak pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Tidak ada rasa minder yang terpancar dari perilaku Bari, meski siswa taman kanak-kanan di Desa Bulota Kecamatan Talaga Jaya ini memiliki cacat fisik dibandingkan anak seusianya. "Ingin jadi polisi atau Pilot," tegas Bari mantap, menjawab pertanyaan wartawan tentang cita-cita anak belum masuk SD ini.

Bahkan, tidak ada rasa trauma dialami Bari pada musibah yang dialami saat berusia lima bulan itu. Menurut, Eti ibunya, ini sudah ditunggu-tunggu Bari, bahkan saat diberitahukan akan menjalani operasi lagi, Bari senang-senang saja.

Eti mengatakan, Bari sehari-harinya dirawat oleh keluarganya, sementara Eti mencari nafkah untuk membiayai putra kesayanganya di pabrik pengalengan ikan di Bitung Sulawesi Utara. Eti menceritakan, musibah yang dialami putranya, tepat saat Bari masih berusia lima tahun. Menurut Eti, tidak pernah disangka-sangka lentera yang diletakan didalam ruangan dapat merubah nasib anak semata wayangnya. Menurut Eti, sejak musibah itu, Bari sudah dua kali operasi, di RSUD Alloe Saboe, maupun RSUP Kandow Manado, namun hasilnya, masih belum terlalu nampak. "Untungnya, kali ini Bari dapat dioperasi lagi, atas bantuan Pemkab Gorontalo maupun RS MM Dunda," kata Eti sambil tersenyum penuh harap.

Sementara humas RS MM Dunda. Sujono Kai mengatakan, operasi koreksi cacat paska trauma yang akan dijalani Bari, tidak dipungut biaya. "Tim operasi yang akan menangani Bari pun dari berbagai bidang, yang dipimpin dr Tomy Suharso ahli beda traumatologi," jelasnya seraya menegaskan, operasi ini akan dilakukan secara bertahap.

Menurut Sujono, pengobatan terhadap Bari, bermula ketika ketua TP PKK Kabupaten Gorontalo Rachmijati Bobihoe melihat Bari saat pelaksanaan GM di Talaga Jaya. "Ibu Rahmi kemudian mempelopori agar Bari segera diberi tindakan medis guna merawat bekas luka bakar yang dideritanya, sehingga operasi ini dapat dilaksanakan hari ini,(kemarin, Red)," tandasnya.

Sementara, tak terasa setelah tiga jam berlalu operasi pun usai, sekitar pukul 18.30 Wita Bari selesai menjalani operasi ketiganya. Selama itu, doa dan harap terus mengalir pada bocah lugu nan cerdas. Semoga Bari cepat sembuh, tetap percaya diri, bisa jadi polisi bahkan pilot pesawat antariksa. Semoga. gpinfo

Sepenggal Cerita Pedagang Ulimu

Senin, 22 September 2008
Berkah Ramadhan, Omset Hingga Jutaan Rupiah

Siapa
sangka kelapa muda (Ulimu) yang dijual setiap datangnya bulan Ramadhan mempunyai potensi ekonomi yang cukup besar. Bisa bayangkan, untuk sekali jual bisa meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. Tak heran, hal ini dimanfaatkan warga Bone Bolango yang alih status menjadi pedagang Ulimu ketika Ramadhan tiba. Berikut kisah salah seorang diantaranya.
Image
Salah seorang pedagang kelapa muda disalah satu daerah di Kabupaten Bone Bolango (dok).

Taufik Asnawi/gorontalo post

Mentari yang cukup terik menyinari Suwawa siang itu lumayan terik. Bagi sebagian besar warga yang sementara menjalankan ibadah puasa, istirahat sambil tidur-tiduran diruangan yang dilengkapi Air Conditioner (AC) ataupun hanya sekedar melepas penat di Mesjid selepas menuntaskan kewajiban sebagai Muslim menjadi pilihan, dibandingkan harus beraktiftas dibawah terik matahari. Namun, tidak demikian bagi Muzakir dan ketiga rekannya, memburu kelapa muda yang terdapat di Suwawa dan sekitarnya untuk dijual kembali.

Yah, disadari Kabupaten Bone Bolango memang tidak dikenal lewat produksi kelapa, yang menjadi tumpuan masyarakat kebanyakan. Namun untuk mencari kelapa muda nan segar di daerah ini tidaklah sulit. Hampir disetiap pelosok daerah gampang sekali ditemukan. Tak heran, bagi pedagang Ulimu Kabupaten Bone Bolango menjadi salah satu target mencari kelapa muda segar.

Begitupun halnya dengan Muzakir, deretan pohon kelapa yang berada tepat dipinggiran jalan Desa Bubeya menjadi incaran. Sejak pagi hari, Mujakir dan ketiga rekannya telah berhasil menurunkan ratusan buah kelapa muda, yang siap dijual di daerah tetangga. Ditemui Gorontalo Post, Mujakir sementara sibuk mengangkut kelapa muda hasil buruannya, ke sebuah mikro yang disewa untuk mengangkut kelapa muda ke Kota Gorontalo.

Menurut Mujakir, Ramdhan tahun ini, merupakan Ramadhan ke tujuh diriinya beraktifitas menjadi pedagang kelapa muda. Lelaki paru baya dengan satu putra ini memang menunggu momen Ramadhan untuk menjual kelapa muda. “Omsetnya lumayan,” kata Mujakir beralasan. Kerja sambilan dengan menjual kelapa muda menjadi alternatif pekerjaan yang lumayan menjanjikan. Pasalnya, di tengah ketatnya persaingan menyusul banyaknya pedagang sejenis yang bermunculan tidak mengkhawatirkan Mujakir. “Saya sudah ada langganan khusus,” ujarnya dan mengatakan salah satu sekolah terkemuka di Kabupaten Bone Bolango yang menjadi langganan tetap pasokan kelapa muda Muzakir.

Selain memasok kelapa muda dibeberapa tempat Muzakir yang membuka dagangannya di pusat Kota Gorontalo setiap Sore mengaku hasil yang diperolehnya setiap bulan Ramadhan cukup besar. Setiap hari sekitra seratusan kelapa muda yang habis terjual. Bahkan, menurut warga Suwawa ini, jika lagi laris kelapa yang dijual hingga 800 buah. Itu berarti, Mujakir bisa mengantongi jutaan rupiah, apalagi kelapa yang dijual dengan harga Rp 3000 perbuah. Tak heran, setiap kali bulan Ramadhan Muzakir lebih fokus menjual daganganya, dibanding pekerjaan lain. “Mungkin, ini salah salah satu berkah di bulan Ramadhan, minimal bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan si buah hati,” tandasnya. gpinfo



Cerita, Jelang Pengumuman UN SMA

Senin, 09 Juni 2008
Makin Religius hingga Hunting PT

Banyak cara yang dilakukan siswa mengikis ke khawatiran jelang pengumunan UN, ada yang berusaha tenang dengan mendekatkan diri dengan sang khalik, berharap banyak campur tangan maha kuasa, adapula yang sibuk merencanakan masa depan lewat 'hunting' perguruan tinggi sembari pasrah dengan hasil yang dicapai, menjadi sebait cerita SMA yang penuh warna.

Taufik Asnawi/ Gorontalo

Sindrome harap-harap cemas kian banyak diderita pelajar kelas III SMA se Indonesia, jelang detik-detik pengumuman hasil UN oleh Departemen Pendidikan Nasional pekan mendatang. Beragam tingkah dilakoni siswa jelang final result dari Depdiknas sepekan mendatang.

Upin misalnya, siswa sekolah menegah kejuruan di Gorontalo ini meningkatkan tensi shalatnya, padahal dihari biasanya, Upin siswa itu disebut jarang skali 'nongol' di Mesjid yang hanya sekitar 10m dari kediamannya. "Tumben," celetuk teman-temanya yang melihat tingkah anaknya sore itu siap dengan perlengkapan tempur menyerahkan jiwa dan raga pada sang kuasa.

Upin pun hanya tersenyum. Upin mengaku, dengan sholat sedikit banyak mengurangi kepenatan jelang pengumuman UN. "Semoga bisa lulus," harap Upin. Lain Upin, lain halnya Novie maupun Izal siswa SMK ini lebih 'cool' menghadapi pengumuman UN nanti. "Santai aja lah, kan sudah belajar, jadi tinggal tunggu hasil," jelas keduanya penuh keyakinan.

Bahkan Izal cukup percaya diri bisa mendapatkan nilai nanti, bahkan Izal mengaku, dirinya bererta rekan-rekannya telah mempersiapkan acara di hari H pengumuman hasil ujian nanti.
Sementara, Ipul siswa kelas III SMA favorit lebih yakin dan nampak percaya diri dengan hasil yang dicapainya, Ipul nampak santai menghadapi kelulusan, bahkan warga Kayu bulan ini lebih banyak memikirkan masa depannya. "Setelah ini mau kemana? masih bingung," kata Ipul sambil membuka brosur perguruan tinggi lokal dengan sederetan fakultas yang ditawarkan siap membuka lembar baru cerita paska SMA yang penuh cerita yang dikenang kemarin, hari ini dan mendatang.###

BBM Belum Naik, Tarif Bentor Mulai Meroket

Kamis, 15 Mei 2008
Antri Panjang di SPBU Jadi Alasan

Image
Antrian Bahan Bakar Minyak masih menjadi pemandangan lazim di setiap SPBU di Kabupaten Gorontalo, (Muhamad Yasin/Gorontalo Post)
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) belum ada kepastian. Namun, beberapa bahan kebutuhan pokok mulai merangkak naik, termasuk kendaraan umum paling populer di Gorontalo. Bentor. Alasannya pun unik. Mulai antrian panjang di SPBU maupun harga di Depot yang mencapai Rp 7500, jadi alasan beberapa tukang bentor menaikan harga 'trayek' kendaraan khas bumi Hulondhalo.

Taufik Asnawi, Limboto

JIka trayek kendaraan 'plat kuning' yang biasana membawa penumpang umum antar provinsi maupun antar kota masih menunggu keputusan Dinas teknis jika ada kenaikan harga trayek. Tidak begitu dengan bentor. Meski BBM belum naik, beberapa Abang bentor cuek menaikan harga tarif bentornya.

Seperti pengalaman Ias, gadis berjilbab yang bekerja disalah satu instansi di Kecamatan Telaga. Ias uring-uringan soal tarif bentor yang sudah naik, sebelum pemerintah memutuskan kenaikan BBM secara resmi. Ias menceritakan, jika biasanya, harga normal tarif bentor sekitar Rp 2 ribu per penumpang. Kini abang bentor mulai menaikan tarifnya hingga Rp 3 ribu perpenumpang. "Memang, tidak ada ketentuan pasti soal tarif 'trayek' Bentor sekali jalan. Namun, ancang-ancang kenaikan BBM membuat beberapa abang bentor PD menaikan harga tarif bentor," ujar Ias kesal.

Apalagi, Ias menambahkan alasan tukang bentor mengada-ada dan tidak bisa diterimanya. "Cari bensin susah, antrian di SPBU panjang," tutur Ias menirukan abang Bentor yang ditumpanginya dari Telaga menuju kediamanya di bilangan Andalas.

Lain Ias lain pula pengalaman Upik, warga Kayu bulan Kecamatan Limboto, Udin mengaku kaget ketika tarif angkutan bentor berbeda dari biasanya. "Biasanya Rp 2 ribu kan Pa, kenapa sekarang Rp 3 ribu," tanya Udin. "Bentor mahal," sahut abang bentor sembari mengatkan, harga bensin di depot yang mencapai Rp 7500.

Mungkin sebaiknya, bentor didaftarkan di Dinas transportasi hingga jalur dan ketentuan harganya jelas. "Hingga tidak asal-asalan mematok harga," tandasnya. Jadi setelah bentor apa lagi? tanya Udin dan menjadi pertanyaan Ias, Kapulu, warga Gorontalo maupun sekitra 200 juta penduduk Indonesia yang sementara harap-harap cemas menanti kenaikan harga yang mungkin tidak bisa lagi terjangkau.###/gpinfo

Menguak Misteri di SMA Kabila

Jumat, 24 Oktober 2008
Jadi Legenda, Ada Hantu di Sekolah

Bangunan
SMA I Kabila bukanlah tipikal, sekolah ‘angker’ bak cerita film horor indonesia yang gelap, suram penuh debu dan sarang laba-laba. Bangunan yang berusia lebih dari empat puluh tahun itu masih terawat baik. Bangunannya bersih, siswanya banyak, apalagi posisinya tepat di jantung Kota Kabilah. Pastinya, jauh dari kesan mistis. Tetapi siapa sangka, salah satu sekolah favorit di Kabupaten Bone Bolango masih banyak menyimpan mesteri. Salah satunya selentingan, soal ada hantu di sekolah.
Image
Bilakah sumur tua yang berada di belakang SMA Kabila menjadi salah satu tempat tongkrongan mahluk halus? (Taufik Asnawi/Gorontalo Post)

Taufik Asnawi / Kabila

Matahari yang menyinari Kabila siang itu lumayan terik, sekitar pukul 10.30 wita, manusia bersegaram abu-abu bertebaran di jantung Kota Kabila. Ada yang asyik nongkrong di depan pos polsek Kabila atuapun nongkrong di depan eks kantor BPU yang kini rata dengan tanah. Yah, saat itu seluruh siswa SMA I Kabila dipulangkan lebih awal, menyusul terjadinya kesurupan masal di sekolah yang di bangun sejak tahun 1965 itu.

Melihat kondisi sekolah, sebenarnya jauh dari kesan angker. Tetapi, fakta bicara lain. Dari trade record siswa kesurupan SMA I Kabila mempunyai angka yang terbilang fenomenal. Memang belum ada data valid seputar berapa banyak siswa yang kesurupan di Gorontalo. Namun, belasan siswa yang mengalami kesurupan selama dua hari berturut-turut menjadi satu bukti bahwa SMA Kabila bukan sekolah ‘biasa’.

Memasuki, pintu gerbang sekolah lagi-lagi penulis tidak mendapat tanda-tanda ada yang aneh dengan sekolah favorit warga Kabila dan sekitarnya. Apalagi saat itu, di sekolah masih banyak guru dan beberapa siswa yang belum pulang setelah hampir seharian menangani siswa yang ‘berontak’ akibat kesurupan mahluk halus.

Namun, presepsi itu segera berubah ketika beberapa orang guru menunjuk satu lokasi yang berada di sudut sekolah. Menuju tempat tersebut tidaklah sulit. Dengan menyebrangi lapangan basket SMA Kabila lokasi yang disakralkan tersebut langsung tampak. Sumur tua, belakang perpustakaan sekolah tepat di depan toilet siswa. Tempatnya bersih, dinding kamar mandinya sudah dilapisi tegel. Namun, entah kenapa disiang bolong kala itu, ketika matahari pas berada di ubun-ubun, tiba-tiba rasa ‘dingin’ langsung menyergap. Kepala tiba-tiba seakan membesar, dan bulu kuduk berdiri. Padahal, ditempat itu, ada beberapa juru warta yang juga bersama-sama penulis, menelisik berbagai sudut sekolah yang katanya ‘angker’. (bersambung)/gpinfo

Menguak Misteri di SMA Kabila (habis)

Sabtu, 25 Oktober 2008
Hantu Beralis Tebal, Hingga Wanita Cantik Rupawan

Sumur
tua di belakang sekolah SMA Kabila cukup dikenal angker. Bahkan, keangkeran daerah belakang sekolah tersebut, turun temurun sejak sekolah favorit warga Kabila itu dibangun. Sejalan dengan waktu, tidak sedikit saksi hidup yang melihat lagsung sosok yang katanya sering lalu-lalang di lorong sekolah atau nge pos di SMA. Ada yang ber alis tebal hingga sosok wanita cantik. Berikut salah satu kisahnya.
Image
Salah seorang siswa saat mengalami kesurupan belum lama ini (dok)

Taufik Asnawi/ Kabila
Fonni nama salah seorang guru di SMA Kabila menjadi saksi hidup keberadaan mahluk halus di sekolah tempatnya mengabdi beberapa tahun belakangan. ‘Oemar Bakri’ yang juga mengalami kerasukan pada Rabu siang kemarin menuturkan. Ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya ketika itu. Fonni mengakui, apa yang dirasakan saat itu baru pertama kali dirasakanya. “Saya merrasa ada semacam suara-suara yang aneh yang tak dimengerti. Pastinya, dari nadanya terksesan penuh amarah,” tuturnya serius.

Tiba-tiba saja, lanjut Fonni mengisahkan, secara nyata tampak mahluk aneh yang langsung berhadap-hadapan, berusaha ingin masuk ke dalam tubuh sambil memegang kedua pergelengan tangannya dengan kuat.

Ketika ditanya bagaimana wujud dari mahluk jelmaan itu, Voni sendiri mengaku tidak terlalu jelas. “Entah bisa dikatakan wanita atau pria karena bentuk wujudnya yang kabur. “Tapi yang jelas depe muka Cuma satu, agak kabur tapi depe mulu banyak dan beralis tebal,” tutur Voni dengan mimik wajah yang serius.

Voni yang baru bergabung di SMA Kabila tahun 2000 ini mengaku tidak merasakan hal-hal aneh sebelumnya, meskipun diyakini sebagian guru dan siswa bila melakukan kegiatan ekstra di sore hari perlu waspada dan juga tak berani lalu lalang disumur tua sendirian. “Mahluk itu ingin mengunakan tubuh saya sebagai perantara untuk mengatakan sesuatu, namun tak berhasil. Tetapi yang berhasil saya tangkap dari sekian banyak perkataannya dimana dirinya selalu berada di empat kelas berjejer dekat sumur tua itu,” katanya.

Cerita lain dikisahkan Anto, alumnus SMA Kabila 6 tahun silam. Menurutnya, cerita tentang hantu di sekolah sudah sangat sering di dengarnya. Setali tiga uang denga Fonni, Anto yang kini bekerja sebagai salah satu perusahan swasta di Gorontalo mengatakan, cerita tentang hantu di sekolah telah turun temurun menjadi legenda. Namun saya sendiri tidak pernah melihat dan merasakannya. Tetapi, menurut Anto, konon kabarnya, sumur tua yang berada tepat di belakang SMA I Kabila paling sering ditongkrongi mahluk halus. Tak heran, sebagian guru dan siswa SMA Kabila enggan untuk menggunakan toilet, tepat berada dekat dengan sumur angker itu. Apalagi konon daerah belakang sekolah dikabarkan tempat pembantaian warga pribumi sewaktu jaman penjajahan dulu.

Pastinya, Kisah mencekam dari sekolah yang berusia lebih dari 40 tahun itu, bukanlah produk satu-satunya yang dihasilkan. Jika dirunut, tidak sedikit produk manusia berkualitas yang dihasilkan SMA Kabila, bukan hanya legenda cerita mistik. Ada hantu di sekolah. gpinfo

Romantisme BPU BPU Kabila dari Masa ke Masa

Gedung Kesenian, Bioskop, Hingga Tempat Mojok

Sabtu, 20 September 2008


Ambruknya
gedung Balai Pertemuan Umum (BPU) Kabila masih menarik perhatian. Lihat saja, meski tinggal tersisah bongkahan beton Gedung yang dibangun sekitar tahun 1962 tersebut masih menarik perhatian warga. Apakah melihat sisa puing bangunan yang menelan korban jiwa, atuapun sekedar reuni akan tempat yang menjadi primadona warga Kabila di tahun 60an.

Taufik Asnawi/Gorontalo Post

Sehari setelah ambruknya gedung BPU yang sementara direnofasi terus menjadi perhatian warga. Seperi halnya hari ini (kemarin,red), Jumat (19/9) sekitar pukul 10.00 Wita. Terik mentari yang menyinari Kabila pagi itu cukup menyita energi dan cairan tubuh, khususnya bagi warga muslim yang sementara puasa. Namun, beberapa warga nampak cuek, bongkahan bata yang masih berserakan jadi perhatian beberapa warga yang memang khusus datang melihat bangunan berukuran 10x20 meter yang pernah menjadi primadona.

Tepat di depan gedung tersebut terdapat salah seorang yang cukup mengenal jelas bangunan yang berusia lebih 40 tahun itu. Zainab Punta 65 tahun bersama salah seorang anaknya punya cerita akan bangunan yang kini sudah rata dengan tanah. Zainab mengaku sejak lama bangunan yang berada tepat di depannya memiliki cerita tersendiri. BPU merupakan salah satu icon di Kecamatan Kabila. Bangunan tersebut cukup terkenal, bahkan pernah dijadikan bioskop. “Bahkan jika ada iven pertemuan penting, BPU selalu dijadikan pilihan utamanya,” jelas Zainab dan menambahkan gedung tersebut pernah dibuat iven MTQ. Sayangnya, makin lama gedung yang kian termakan usia tersebut mulai tidak diperhatikan dan tidak terurus.

Beberapa kali BPU digunakan rema muda untuk kegiatan kesenian dan lainnya, namun setelah dicabutnya aliran listrik di bangunan tersebut, makin jarang kegiatan yang digelar di gedung BPU. Namun beda lagi bagi beberapa pemuda yang mengaku tingal disekitaran BPU. Kepada Gorontalo Post, ke empat pemuda yang dijumpai disisa-sisa reruntuhan menceritakan romantika akan bangunan yang dibuat secara swadaya itu. Apalagi kalau bukan tempat pacaran maupun sekedar nongkrong. Apalagi lokasi bangunan tersebut tepat berada di pusat kota. Pastinya, meski secara fisik bangunan tua itu sudah rata dengan tanah, namun cerita dan romantika sepanjang 40 tahun berdiri tidak akan ambruk, utamanya bagi warga Kabila dan sekitarnya. gpinfo