Pages

Sabtu, 04 Desember 2010

Bertahan di Dunia Abu-abu .. (dulu..)

.. setelah lama bertapa.. hari ini postingan kata' mulai ditata...



..Arrgggggghhhhhhhh entah harus mulai dari mana? Ketamakan kekuasan menggurita dimana mana. Refleksi ketamakan, egoistik hingga segala ketebelece yang erat kaitanya dengan persoalan materi tidak terbendung. Hampir tidak jelas mana hitam mana putih. Semuanya abu-abu. Dikesempatan lain menjadi hitam, dilain waktu menjadi putih. Semuanya tentang kepentingan. Putih ataupun hitam tidak masalah, asal hasrat akan materi terpenuhi.

Abu-abu, semuanya jadi putih jika kepentingan (kekuasan) sudah campur tangan. Abu-abu semuanya bisa hitam, jika kepentingan (kekuasan) terancam.

Setidaknya hal ini saya jumpai di dua dunia yang berbeda. Baik sebagai seorang pewarta yang katanya sebagai penyambung lidah rakyat, pembela hak publik ataupun sebagai media kontrol dari jalannya pemerintahan, tantanan hukum serta dinamika di masyarakat. Nonsens. Asal ada kiprah, asal ada kontrak halaman, asal ada iklan, asal ada uang, asal ada ini asal ada itu semuanya bisa dibuat hitam. Semuanya bisa dibuat putih.

Begitupun dunia bi*****i yang kini menjadi pilihan dalam menjalani sisa hidup ke depan. Hampir tidak ada yang berubah, semua program yang digulirkan selalu beraroma proyek yang berujung pada kepentingan satu dua orang.

Muak, namun keterikatan dalam suatu sistem yang ketat membuat segala kreatifitas terpasung. Tidak ada lagi kreasi, semuanya tunduk pada satu aturan karet yang sudah menjadi garis api. Tidak bisa dilanggar. Bisa mati terbakar. Belum lagi istilah loyalitas, satu komando yang membuat ‘mati’ berdiri.

Tapi ini bukan akhir. 2012 masih lama. Semuanya bisa berubah. Generasi baru masih tumbuh tentu dengan idealisme murni. Murni peka terhadap nasib kaum tertindas, murni peka terhadap nasib petani, murni peka terhadap nasib buruh, nasib nelayan, nasib orang kecil lainya yang kerap jadi alat kekuasasaan yang nasibnya hanya dibahas di hotel bintang tujuh (habiskan anggaran) tanpa implementasi.

Akhirnya… Alfatihaku untuk semua pemimpin bangsa ini, semua pejabat pemerintahan, semua pengambil kebijakan agar terbuka hatinya tergerak niatnya ringankan langkahnya untuk membangun bangsa. (23-12-2009) pukul 18.00 (magrib.. ketahuan nda sholat euy…)

0 komentar: